DERMAWAN BUKAN BERARTI TIDAK BOLEH MENAWAR HARGA
DERMAWAN BUKAN BERARTI TIDAK BOLEH MENAWAR HARGA
Dalam kitab 'Ishlaah al-Maal', Ibn Abi ad-Dunyaa menyebutkan sebuah kisah, seperti berikut ini:
لما قدم معاوية المدينة لقي يهوديا، فساومه بضيعة له، فوقفا على خمسمائة ألف درهم، قال: فأبى الآخر إلا ستمائة، قال: فزاده معاوية خمسين ألفا. فقال له: يا أمير المؤمنين، لقد بلغني أنك تصل في المجلس الواحد بألف ألف درهم وتشاحني في هذا الخطر؟ . قال: إن هذا عقلي، تريد أن تخدعني وتيك مكرمة.
[Tatkala Muawiyah datang ke kota Madinah, beliau bertemu dan melakukan jual-beli tanah dengan seorang Yahudi. Muawiyah menawar (harga) tanah milik si Yahudi, lalu keduanya sama-sama setuju dengan harga nego sebesar 500.000,- Dirham. Kemudian si Yahudi menaikkan menjadi 600.000,- Dirham, tapi Mu`wiyah hanya memberikan tambahan sebesar 550.000,- Dirham. Si Yahudi lantas berkata: "Wahai Amirul Mukminin, saya mendengar, di satu pertemuan saja anda bisa mengeluarkan ribuan Dirham, tapi anda kok malah enggan (mengeluarkan) 50.000,- Dirham ini saja?". Muawiyah menjawab: "Sikap saya saat ini adalah bentuk kecerdasan otak saya. Anda sebenarnya hanya ingin menipu, dan yang anda dengar tentang saya itu justru adalah sebuah sikap kedermawanan"].
Tapi ingat, bukan juga kecerdasan ketika waktunya jadi dermawan. Misalnya menawar mentok bapak atau nenek nenek yang lagi jualan cabe di pasar.
Ituuuh...
Share by: Dewa lee
Komentar
Posting Komentar