Ya Allah aku minta kau pilihkan
Serial Berkah #Ya Allah Aku Minta Kau Pilihkan
UST. BUDI ASHARI, LC.
Bismillah, alhamdulillah washolatu wasallam ‘ala rasulillah amma ba’ad.
Kita memang diperintahkan untuk merencanakan, untuk menganalisa, memperkirakan, memprediksi dan seterusnya. Karena orang beriman urusannya harus rapi dan teratur. Tetapi yang pasti adalah sehebat apapun perencanaan kita, kita tidak pernah tahu hasil akhirnya. Apalagi kita dihadapkan pada dua hal yang harus kita pilih salah satunya.
Memilih bukanlah urusan yang sederhana. Berbagai macam kemampuan digunakan untuk menganalisa agar keputusannya jatuh pada sesuatu yang tepat. Silakan saja melakukan hal itu, tetapi jangan pernah lupa, ada hal yang lebih hebat daripada itu agar keputusan kita tepat dan pilihan kita barokah.
Maka kalau kita dihadapkan pada dua pilihan, atau kita dihadapkan untuk menentukan sesuatu, lakukanlah istikharah. Artinya istikharah adalah meminta dipilihkan. Ada syariatnya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari. Dari Jabir bin Abdillah radiallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengajarkan istikharah di urusan-urusan kami, sebagaimana beliau mengajarkan kepada kami satu surah dari Al-Qur’an.
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Kalau kalian merasa gundah akan sebuah urusan, maka shalatlah dua rakaat, ini bukan shalat wajib. Kemudian bacalah do’a ini:
Allahumma inni astakhiiruka bi’ilmika (Ya Allah aku minta Kau pilihkan dengan ilmu-Mu), wa astaqdiruka biqudrotika (dan aku minta Kau tentukan kekuasaan-Mu), wa as-aluka min fadhlikal ‘adziim (dan aku minta dari keutamaan-Mu Yang Agung), fa innaka taqdiru walaa aqdiru (sesungguhnya Engkau Yang Maha Kuasa menentukan sementara aku tidak kuasa dan tidak menentukan), wata’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘alamal guyuub (Engkau Yang Tahu dan aku tidak tahu, Engkau Yang Maha Mengetahui yang ghoib).
Allahumma in kuntu ta’lamu anna hadzaal amr khoirun lii fii dii nii wama’aa syii wa’aa qibati amrii (Ya Allah jika kau tahu bahwa urusan ini baik untukku, baik untuk kehidupanku, untuk agamaku, kehidupanku, dan akhir urusan ini baik sekarang atau nanti), faqdurhulii wayassarhu lii tsumma baarik lii fiihi (maka putuskan ini untuku mudahkanlah ia untukku kemudian berkahilah aku pada urusan ini).
Wa inkunta ta’lamu anna hadzaal amra syarri lii fii diinii wa ma’aa syii wa’aaqibati amrii (Ya Allah kalau ternyata urusan ini tidak baik untukku, di agamaku, di kehidupanku, di akhir urusan ini nanti), fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu (maka jauhkan ia dariku, jauhkan aku darinya) waqdur liil khaira (kemudian tetapkan untukku yang baik) khaitsu kaa na tsumma ardhinii bih (di manapun berada dan buatlah aku ridho dengannya).
Kemudian diajarkan agar seseorang yang sedang berdo’a itu menyebutkan apa kebutuhannya dan apa masalahnya.
Lihatlah, do’a ini ternyata ada kata tsumma barikli fii (kemudian berkahi aku ya Allah dalam urusan ini). Ini artinya, agar urusan kita berkah—mengingat kita tidak tahu masa depan—mintalah dipilihkan oleh Allah dan berdo’alah. Maka istikharahlah agar urusan kita diberkahi.
Wallahu ta’ala ‘alam bishowab.
Artikel ini merupakan transkripsi dari podcast audio Serial Berkah bersama Ust. Budi Ashari, Lc.
Komentar
Posting Komentar