Kesabaran puncak
KESABARAN PUNCAK
Sabar ada 3 macam. Sabar meninggalkan maksiat, sabar dalam menghadapi bala dan sabar dalam menetapi ketaatan.
Saat ini umat Islam dalam kondisi sangat-sangat membutuhkan kesabaran.
Dan kesabaran paling puncak adalah kesabaran dalam melakukan perubahan masyarakat. Kenapa? Karena ia menuntut semua 3 jenis sabar tadi sekaligus. Ya, ketiga-tiganya!
1. Sabar untuk tidak tergoda maksiat alias melanggar aturan Allah sekalipun dibungkus oleh "niat yang baik". 'Ini kan demi dakwah', atau 'Ini kan maslahat bagi umat' atau 'Ini kan hanya strategi belaka' dan atau-atau yang lain. Biasanya dalih-dalih model begini sayup-sayup terdengar. Tapi kadang ada juga sih yang langsung blak-blakan ...
2. Sabar menanggung bala atau musibah. Para aktivis perubahan sangat rentan menghadapi jenis sabar yang ini. Sunnatullahnya memang seperti itu. Karena mereka akan dianggap sebagai ancaman berbahaya oleh para penikmat status quo. Bahkan kadang ada rekayasa supaya mereka diposisikan sebagai musuh bersama masyarakat. Maka mereka pun diuji dengan berbagai fitnah. Bisa berupa pengucilan, penyempitan lahan nafkah, pemenjaraan bahkan pembunuhan.
3. Sabar dalam menetapi ketaatan. Para penyeru perubahan tentu orang yang paling pertama harus berperilaku taat kepada aturan-Nya. Mustahil ia bisa efektif menyerukan penting dan wajibnya mentaati Allah, jika ia sendiri melanggarnya. Misalnya ketika ia menjelaskan bahwa riba itu haram, tentu saja dirinyalah yang pertama meninggalkan keharaman tsb.
Maka bersabar dengan ketiga kesabaran semacam ini perkara yang tidak bisa ditawar-tawar. Bahkan inilah puncak kesabaran. Tapi, ingatlah bahwa kesabaran adalah separuh kemenangan.
Nabi menyatakan, "Ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu datangnya bersama kesabaran."
Penting pula dingat bahwa, para pengemban kebatilan pun ternyata senantiasa bersabar. Mereka bersabar dalam menyusun dan melakukan makar kejahatannya, bersabar dalam menanggung kesulitan demi kemaksiatannya.
Allah swt berfirman:
"Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita tidak sabar(menyembah)nya" dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya." (Al-Furqan: 42)
Jika ahlul bathil saja sanggup bersabar, mengapa kita tidak kuat bersabar???
Maka, upayakanlah sungguh-sungguh perubahan yang hakiki, yaitu mewujudkan Khilafah dengan meneladani manhaj Nabi saw.
Bersabarlah dengan puncak kesabaran.
Share by: NJ
Komentar
Posting Komentar