MENJAWAB TENTANG PENCIPTAAN MANUSIA (Bagian 2)

Muncul fitnah dari misionaris yang mengatakan bahwa Al Quran terjadi kontradiksi tentang masalah penciptaan manusia. Penciptaan manusia berasal dari mana ?

Dari air Qs 21:30, Qs 25:54, Dari air mani Qs 16:4, Qs 75:37, Qs 76:2, Dari gumpalan darah Qs 96:2

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kami katakan sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya bahwa manusia tercipta dari gabungan beberapa unsur zat, jumlah yang sama yang menjadi unsur zat yang membentuk tanah (تُرَابٍ )

Selanjutnya, unsur-unsur yang akan membentuk manusia itu sesuai kadar yang telah ditentukan berubah dalam bentuk janin, ketika dua orang manusia yang berlainan jenis melakukan hubungan badan, dan terjadi pertemuan antara sperma laki-laki dengan sel telur perempuan yang kemudian berproses menjadi janin. Demikianlah Allah SWT menetapkan unsur-unsur tanah dan air mani, untuk menciptakan seorang manusia.

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

(Qs Al-'Anbyā':30) - Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Terjemahan semacam ini tidaklah cukup akurat menunjukkan makna sesungguhnya dari kalimat bahasa aslinya dalam bahasa Arab. Kalimat dalam bahasa terjemahannya sifatnya sangat umum bahwa seluruh makhluk hidup termasuk manusia pertama, jin, dan malaikat. padahal kita tahu manusia pertama diciptakan dari tanah, jin diciptakan dari api, dan malaikat diciptakan dari cahaya, dan jika air dalam bahasa terjemahannya (bahasa Indonesia) yang dimaksud adalah air alami dan terlebih lagi jika yang dimaksudkan adalah air murni (atau air kimia yakni H2O murni) maka akan dipandang oleh sebagian orang tampak tidak tepat

Lalu kata اَلْمَاءُ mengandung beberapa makna menurut kata-kata dalam Al-Qur’an. Dalam surah;

وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ

(Qs Al-Mu'minūn:18) - Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya

Dalam ayat ini kata اَلْمَاءُ bermakna air (hujan)/air alami bukan air murni (H2O). Dalam Al-Qur’an surah;

خُلِقَ مِن مَّاءٍ دَافِقٍ

(Qs Aţ-Ţāriq):6 - dia diciptakan dari air yang dipancarkan,

Kata اَلْمَاءُ dalam ayat ini adalah cairan mani dan di dalam cairan mani ini hidup apa yang disebut dengan sel-sel sperma. Jadi اَلْمَاءُ bisa bermakna cairan secara mutlak (yakni cairan apa saja termasuk air) juga bisa bermakna yang hidup di dalam cairan secara mutlak termasuk air.

خَلَقَ الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ

(Qs An-Naĥl:4) - Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.

Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari نُّطْفَةٍ  yang terkenal dalam dunia kedokteran dengan istilah spermatozoon yang terdapat pada dirinya dan ovum yang terdapat pada wanita.

أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَىٰ

(Qs Al-Qiyāmah:37) - Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),

Kata نُطْفَةً dalam bahasa Arab yang berarti “jatuh bertitik atau menetes”, Jadi kata itu menunjukkan setetes kecil, dan disini berarti setitik cairan sperma, sedangkan Kata مَّنِيٍّ berarti air mani, sejatinya مَّنِيٍّ adalah media atau tempat dimana نُطْفَةً bisa bertahan hidup dan berenang

مِن نُّطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ

(Qs `Abasa:19) - Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.

Ayat ini menjelaskan tentang ilmu genetika (Ilmu keturunan), peranan kromosom dan gen dalam proses pembentukan janin, yaitu bahwa pembentukan manusia ditentukan pada sperma laki-laki (spermatozoa) dan sel telur wanita (ovum).

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا

(Qs Al-'Insān:2) - Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.

Hasil pertemuan antara sperma dan ovum dinamai oleh Al-Quran نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ, Menarik untuk diketahui bahwa kata أَمْشَاجٍ  berbentuk jamak, Sementara itu نُّطْفَةٍ adalah bentuk tunggal. Sepintas terlihat bahwa redaksi  نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ tidak lurus, karena ia berkedudukan sebagai adjektif/sifat dari نُّطْفَةٍ , sedangkan bahasa Arab menyesuaikan sifat dengan yang disifatinya.

Apa gerangan sebabnya? Kelirukah Al-Quran? Tentu saja tidak. Dalam hal نُّطْفَةٍ , maka sifat أَمْشَاجٍ bukan sekedar bercampurnya dua hal sehingga menyatu atau terlihat menyatu, tetapi percampuran itu demikian mantap sehingga mencakup seluruh bagian dari نُّطْفَةٍ tadi. نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ itu sendiri adalah hasil percampuran sperma dan ovum yang masing-masing memiliki 46 kromosom.

Setelah penentuan jenis kelamin janin dan proses pemindahan kandungan sifat keturunan orang tua yang dibawa oleh kromoson, selanjutnya adalah periode berikutnya yaitu periode الْعَلَقَةَ (segumpal darah)

خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ

(Qs Al-`Alaq:2) - Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Lafal عَلَقٍ adalah bentuk jamak dari الْعَلَقَةَ yang artinya segumpal darah yang kental, pada periode ini dalam bentuk darah yang membeku, di mana anggota tubuh belum terbentuk

Pakar-pakar embriologi menegaskan bahwa setelah terjadi أَمْشَاجٍ (pembuahan) maka نُّطْفَةٍ (spermatozoon) tersebut berdempet di dinding rahim, dan inilah yang dimaksud oleh Al-Quran dengan الْعَلَقَةَ

Allah Swt berfirman di dalam Al-quran berkenaan tahap-tahap penciptaan manusia :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ  ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

(Qs Al-Mu'minūn:12-14) - Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Dari penjelasan di atas, apa yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern dengan bantuan teknologi canggih, telah dijelaskan oleh Al-Qur'an 14 abad yang lalu

Sesungguhnya ayat-ayat Allah Swt yang terdapat dalam Al-Qur'an, mudah untuk dicerna oleh akal, karena logis dan sesuai dengan realita. Hanya orang-orang yang akal dan hatinya tertutupi ‘kedengkian’ yang tidak mendapatkan petunjuk-Nya.

Kita boleh bertanya,”Darimana Muhammad Saw memperoleh informasi yang demikian akurat itu, padahal hakikat ilmiah ini baru ditemukan oleh ilmuwan setelah seribu tahun lebih dari kedatangan beliau? Kemudian, bukankah beliau adalah seorang ummiy, tidak pandai membaca dan menulis?” Itulah wahyu Allah Yang Maha Mengetahui yang disampaikan-Nya kepada hamba pilihan-Nya. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

(Qs Al-Baqarah:2) - Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنجِيلَ

(Qs 'Āli `Imrān):3 - Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,

Komentar

Postingan Populer