Renungan 8
Dari Khubab bin al-Arats, ia berkata:
Kami mengadu kepada Rasulullah saw. ketika beliau sedang merebahkan badan dengan berbantal bajunya di bawah atap ka'bah. Kami berkata kepadanya, "Kenapa engkau tidak meminta pertolongan Allah kepada kami. Memohonlah kepada Allah untuk kami." Rasulullah saw. bersabda, "Dahulu ada lelaki sebelum kalian yang dikubur hidup-hidup, dan digergaji dari kepalanya hingga membelah badannya menjadi dua. Tapi hal itu tidak menghalanginya dari agama Allah. Ada juga yang tulang dan urat dibawah dagingnya disisir dengan sisir besi, tapi hal itu tidak menghalanginya dari agama Allah. Demi Allah! Urusan (agama) ini akan sempurna hingga penunggang kuda dari Shan'a sampai Hadra Maut tidak merasa takut kecuali kepada Allah, atau serigala yang akan memangsa kambing. Tetapi kalian tergesa-gesa." (HR. Bukhari)
***
Apa yang sesungguhnya ingin disampaikan dari hadits di atas? Ya, betapa teguhnya mereka memegang kebenaran. Siksaan tak menggoyahkan mereka walau hanya seujung kuku. Kita juga tentu masih mengingat bagaimana perjuangan Bilal dan sabarnya keluarga Yasir.
***
Sebagaimana kita temukan ada orang yang 'sulit' diajak pada kemaksiatan, dipaksa meninggalkan kebenaran tak akan mau, maka kita pula temukan ada orang yang juga sulit diajak pada kebaikan, menolak disampaikan kebenaran. Belum lengkap satu kalimat, ia tutup telinganya. Kita nasihati baik-baik, ia marah. Disampaikan kebenaran, ia pergi.
***
Boleh jadi orang yang sudah sangat sulit diajak pada kebaikan dan tidak mau melihat kebenaran, karena ia terus menerus mengotori jiwanya dengan tidak menjalankan perintah Allah dan melakukan apa yang Allah larang. Ibarat noda yang bertahun-tahun dibiarkan, tentu sulit bukan membersihkannya?
***
Mereka yang mudah diajak pada kebaikan, senang dinasihati pada kebenaran, apakah mereka adalah orang yang bersih dari kotoran dan suci dari dosa? Mereka juga manusia biasa yang tak luput dari kotoran dan dosa, tapi mereka 'mau' membersihkan dan mensucikan jiwanya.
***
"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." ( QS. Asy-Syams: 8-10)
***
Semoga kita termasuk orang-orang yang mensucikan jiwa itu, mudah diajak pada kebaikan dan mau menerima kebenaran...
Share by: NJ
Komentar
Posting Komentar