Bagaimana Mendapatkan Ilmu?

Bagaimana Mendapatkan Ilmu?

ذكر النووي في كتابه بستان العارفين قال: قال الشافعي رضي الله تعالى عنه: من أحب أن يفتح الله قلبه ويرزقه العلم فعليه بالخلوة، وقلة الأكل، وترك مخالطة السفهاء، وبغض أهل العلم الذين ليس معهم إنصاف ولا أدب.
انتهى كلامه.

Imam An-Nawawi, dalam kitabnya "Bustan Al-Arifin", berkata, Imam Asy-Syafi'i radhiallahu anhu mengatakan: "Siapa yang ingin Allah Ta'ala bukakan hatinya dan mengaruniakannya ilmu, maka hendaknya ia berkhalwat (meluangkan waktu mengkaji ilmu), menyedikitkan makan, meninggalkan pergaulan dengan orang-orang bodoh, serta membenci (menjauhi) ahli ilmu yang tidak memiliki sifat Inshaf (obyektif) dan adab yang baik".

وأما بغض أهل العلم الذين ليس معهم إنصاف ولا أدب، فإني لأعجب كيف كانوا من أهل العلم وليس معهم إنصاف ولا أدب؟! وأي علم هذا الذي لم يؤدب صاحبه؟! إنما العلم العمل إنما العلم خشية الله.
قال أحمد بن حفص السعدي شيخ ابن عدي: سمعت أحمد بن حنبل يقول: لم يعبر الجسر إلى خراسان مثل إسحاق وإن كان يخالفنا في أشياء، فإن الناس لم يزل يخالف بعضهم بعضاً.

Berikut penjelasan Asy-Syaikh Ad-Duwaisy:
Nah, adapun membenci (menjauhi) ahli ilmu yang tidak memiliki sifat Inshaf dan adab yang baik, maka sungguh saya sangat heran. Bagaimana mungkin mereka yang memiliki ilmu, namun di waktu yang sama tidak memiliki sifat Inshaf dan adab?! Ilmu apa itu, hingga tidak melahirkan adab bagi pemiliknya?! hanya saja, ilmu itu adalah amal. Hanya saja, ilmu itu adalah takut kepada Allah.

Diriwayatkan, Ahmad bin Hafsh As-Sa'di guru Ibnu 'Adiy berkata, aku mendengar Ahmad bin Hambal berkata: "Tidak ada yang menyeberangi jembatan menuju Khurasan semisal Ishaq, kendati ia menyelisihi kami dalam banyak masalah; sungguh manusia, sebagiannya akan senantiasa menyelisihi sebagian lainnya".

وجاء رجل إلى أحمد بن حنبل فقال له: نكتب عن محمد بن منصور الطوسي، قال: إذا لم تكتب عن محمد بن منصور فعمن يكون ذلك؟ فعمن يكون ذلك؟! -كررها مراراً رحمه الله- فقال له الرجل: إنه يتكلم فيك! قال أحمد: رجل صالح ابتلي فينا فما نعمل؟! هكذا العلم؛ إنصاف وأدب حتى مع من يخالفنا.

Pernah seorang datang kepada Imam Ahmad dan berkata: "Bolehkan kami menulis (hadits) dari Muhammad bin Manshur Ath-Thusi?" Beliau menjawab: "Jika engkau tidak menulis dari Muhammad bin Manshur, maka dari siapa lagi engkau menulis? Beliau terus mengulang-ulang pernyataan ini. Lalu seorang berkata: "Sungguh dia telah berbicara (buruk) tentangmu". Imam Ahmad berkata: "(Dia) Laki-laki salih yang menjadi ujian bagi kita, apa yang harus kita perbuat?

Demikianlah, ilmu, Inshaf, dan adab itu harus tetap berlaku hingga kepada orang yang menyelisihi kita".

Sumber: http://shamela.ws/browse.php/book-7711/page-186.

Share by: NJ

Komentar

Postingan Populer