Ke Arah Mana Imam Menghadap Setelah Salat?
Ke Arah Mana Imam Menghadap Setelah Salat?
Hadis I Menghadap ke Timur (Berhadapan dengan Jemaah)
Sebagian imam dari umat Islam menghadap ke arah jemaah setelah salat (ke timur) dengan dalil hadis:
ﻋﻦ ﺳﻤﺮﺓ ﺑﻦ ﺟﻨﺪﺏ، ﻗﺎﻝ: ﻛﺎﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫا ﺻﻠﻰ ﺻﻼﺓ ﺃﻗﺒﻞ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﻮﺟﻬﻪ . رواه البخاري
Samurah bin Jundab berkata: "Jika Nabi selesai salat maka menghadap ke arah kami dengan wajah beliau" (HR al-Bukhari)
Hadis II Menghadap ke Utara
Para kiai dan ustadz kita biasanya menghadap ke utara. Hal ini bersumber dari hadis:
ﻋﻦ اﻟﺒﺮاء، ﻗﺎﻝ: ﻛﻨﺎ ﺇﺫا ﺻﻠﻴﻨﺎ ﺧﻠﻒ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﺃﺣﺒﺒﻨﺎ ﺃﻥ ﻧﻜﻮﻥ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻨﻪ، ﻳﻘﺒﻞ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﻮﺟﻬﻪ . رواه مسلم
Barra' bin Azib berkata: "Jika kami makmum di belakang Nabi maka kami senang berada di sebelah kanan Nabi. Beliau menghadap kepada kami dengan wajah beliau" (HR Muslim)
Saya temukan pendapat ahli hadis bermadzhab Syafiiyah, al-Hafidz Ibnu Hajar sebagai jami' (memadukan) antara 2 hadis diatas:
ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﻋﺎﺩﺓ ﺃﻥ ﻳﻌﻠﻤﻬﻢ ﺃﻭ ﻳﻌﻈﻬﻢ ﻓﻴﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﻘﺒﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺑﻮﺟﻬﻪ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻻ ﻳﺰﻳﺪ ﻋﻠﻰ اﻟﺬﻛﺮ اﻟﻤﺄﺛﻮﺭ ﻓﻬﻞ ﻳﻘﺒﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﺃﻭ ﻳﻨﻔﺘﻞ ﻓﻴﺠﻌﻞ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ اﻟﻤﺄﻣﻮﻣﻴﻦ ﻭﻳﺴﺎﺭﻩ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ اﻟﻘﺒﻠﺔ ﻭﻳﺪﻋﻮ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﻫﻮ اﻟﺬﻱ ﺟﺰﻡ ﺑﻪ ﺃﻛﺜﺮ اﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ
Jika imam punya kebiasaan mengajar atau memberi ceramah pada jemaah maka dianjurkan menghadap ke arah mereka semua dengan wajahnya. Jika sekedar melakukan dzikir yang berdasarkan riwayat saja maka apakah (1) menghadap ke arah makmum semua, atau (2) bergeser dengan menjadikan arah kanan imam menghadap ke makmum dan arah kirinya menghadap kiblat dan berdoa? Mayoritas ulama Syafiiyah memilih pendapat no 2 / menghadap utara" (Fath al-Bari, 2/336)
Mana pendapat yang lebih kuat? Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali mengutip dari sebagian ulama:
تدبرت الاحاديث التي رويت في استقبال النبي صلى الله عليه وسلم الناس بوجهه فوجدت انحرافه عن يمينه اثبت
Saya angan-angan tentang hadis yang diriwayatkan menghadapnya Nabi dengan wajah beliau ke arah jemaah. Maka saya temukan bahwa Nabi menghadap ke arah kanan adalah hadis yang lebih kuat (Fath al-Bari 6/120)
Ma'ruf Khozin, Pengasuh Kajian Aswaja majalah AULA
Catatan: Kedua Imam baik Ibnu Hajar atau Ibnu Rajab memiliki kitab hadis dengan nama Fathul Bari, sama-sama Syarah Sahih al-Bukhari
Sering dinasihatkan, untuk Imam, agar selepas shalat tdk lekas mengubah posisi kaki. Apalagi khusus Ashar, Maghrib, dan Shubuh hendaknya tetap posisi tahiyat akhir hingga selesainya baca "Laa ilaaha illallah wahdahu.... Wahuwa 'alaa kulli syai'in qodiir dan bagi jamaah, mengubah posisi kaki mendahului imam itu makruh. Selama imam masih duduk bersimpuh tawarruk, maka makmum makruh utk mengubah posisi duduknya.
Tambahan. Kapan Imam Bergerak Menghadap Ke Arah Kanan?
di Pesantren setelah salat kemudian membaca dzikir, saat membaca istighfar masih menghadap ke kiblat dan beberapa saat sesudahnya baru menghadap ke utara. Mengapa setelah salam tidak langsung berbalik? Adakah dasarnya?
ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ، ﻗﺎﻟﺖ: ﻛﺎﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫا ﺳﻠﻢ ﻟﻢ ﻳﻘﻌﺪ ﺇﻻ ﻣﻘﺪاﺭ ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻝ: «اﻟﻠﻬﻢ ﺃﻧﺖ اﻟﺴﻼﻡ ﻭﻣﻨﻚ اﻟﺴﻼﻡ، ﺗﺒﺎﺭﻛﺖ ﺫا اﻟﺠﻼﻝ ﻭاﻹﻛﺮاﻡ»
"Aisyah berkata bahwa setelah Salam, Nabi tidak duduk kecuali seukuran membaca Allahumma Anta as-Salam..." (HR Muslim)
Ahli hadis Abdurrauf al-Munawi berkata:
ﺃﻱ ﻟﻢ ﻳﻤﻜﺚ ﻣﺴﺘﻘﺒﻞ اﻟﻘﺒﻠﺔ ﺇﻻ ﺑﻘﺪﺭ ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺫﻟﻚ ﻭﻳﻨﺘﻘﻞ ﻭﻳﺠﻌﻞ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﻭﻳﺴﺎﺭﻩ ﻟﻠﻘﺒﻠﺔ ﻭﺟﺮﻯ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻋﻠﻰ ﻧﺤﻮﻩ
Maksudnya, Nabi tidak berdiam diri menghadap kiblat kecuali selama bacaan diatas. Dan kemudian Nabi bergerak menjadikan arah kanannya menghadap jemaah dan arah kirinya menghadap kiblat. Pendapat yang sama disampaikan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani" (Faidl al-Qadir 5/142)
Share NJ
Komentar
Posting Komentar