Etika bertetangga
Etika Bertetangga
Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Empat hal yang menjadi sumber kebahagiaan; istri shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik, dan tunggangan yang nyaman. Empat hal sumber kesengsaraan; tetangga yang buruk, istri durhaka, tempat tinggal yang sempit, dan kendaraan yang tidak nyaman.” (HR. Ibn Hibban).
Juga sabda, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
"Tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Nah, dalam bertatangga, salah satu anjuran Nabi shallallahu alaihi wasallam, adalah saling berbagi hadiah. Dan kita harus menghargai pemberian itu meski kondisi kita lebih mampu. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ، لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا، وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
"Wahai para wanita muslimah, janganlah satu tetangga meremehkan pemberian tetangga yang lainnya, meskipun hanya kikil yang tak berdaging". (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ
"Bukanlah mukmin sejati, orang yang kenyang, sementara tetangga di sampingnya kelaparan.” (HR. Abu Ya’la).
Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, beliau bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, saya memiliki dua tetangga dekat. Kemanakah saya akan memberikan hadiah?” beliau menjawab:
إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا
Ke rumah yang paling dekat pintunya denganmu.” (HR. Bukhari).
Share: pandu
Komentar
Posting Komentar