Saya bersama HTI

Karena diskusi dengan syabab HTI saya mengenal kebenaran Islam. Memilih Islam dengan pemikiran. Bukan karena mimpi tidak jelas. Lewat fikrul mustanir jadi tau thoriqul iman. Membentuk kerangka berfikir, pondasi aqidah lewat uqdatul qubro. Sebuah pertanyaan yg jika otaknya waras, minimal indra penglihatan dan pendengaran fungsi, bisa dipastikan menerima Islam dengan suka cita. Yah, dengan bentuk pondasi seperti apalah yg kemudian menyebabkan kerangka bangunan terbentuk. Jika kemudian mengaku Islam tapi mendukung pemimpin kafir seperti itulah pondasi aqidahnya. Adalagi muslim tapi memilih sistem selain Islam, lalu membuat undang-undang sendiri yg padahal Islam sudah lengkap mengatur dari bangun tidur sampe tidur lagi, seperti itu jugalah awal pondasi aqidahnya terbentuk. Karena bangunan mengikuti pondasinya, ketika pondasinya bundar tak mungkin kerangka bangunan berbentuk kotak. Begitupun sebaliknya.
Bagi Hizbut Tahrir menerapkan syariah Islam secara kaffah adalah kewajiban. Dan yang mampu menerapkan hanyalah sistem Islam yaitu khilafah. Sistem pemerintahan warisan Rosulullah, bukan warisan plato seperti yg kini di pake negri ini, yaitu demokrasi. Hizbut Tahrir tidak ikut memilih di sistem demokrasi karena Hizbut Tahrir meyakini memilih pemimpin adalah yg bisa menerapkan syariat Islam secara kaffah. Karena jaman sekarang tidak ada satupun ayat yg belum turun, jadi ketika berada di posisi pengambil kebijakan sebagai pimpinan, harusnya tak ada lagi yg di tunda utk di terapkan, seperti waktu turun ayat haramnya khamar. Dimana seluruh khamar di madinah di tumpahkan pada saat itu juga, tanpa menunggu. Lalu jika ada pemimpin yg menunda penerapan syariat Islam secara kaffah ayat mana lagi yg belum turun padanya? Syariat Islam tidak menakutkan bagi orang benar, orang baik. Yang takut ketika diterapkan syariat Islam secara kaffah yang jahat ; seperti pezina takut di cambuk atau dirajam, pencuri yg sampe nishob yg takut di potong tangannya. Manusia adalah ciptaan Allah. Jadi hanya Allah yg paling paham mengatur manusia, seperti handphone, yg paling paham cara penggunaannya adalah pabrik handphone. Sehingga buku petunjuk handphone disertakan pabrik pembuatnya. Karena akan fatal jika handphone menggunakan buku petunjuknya mesin cuci. Bagitu juga manusia. Akan fatal dan celaka seperti yg terjadi sekarang. Ketika buku petunjuk dari Allah berupa Al-Quran dan sunah diganti dengan hukum produk pemikiran manusia yg dengan keterbatasannya berperan angkuh seolah pencipta. Jadi kok aneh ya ketika ada yg mengajak kembali diterapkan syariat islam secara kaffah, kembali ke petunjuk sang pencipta, sebagai konsekwensi aqidah malah mau dibubarkarkan
#KamiBersamaHTI

Share: pandu

Komentar

Postingan Populer