ILMU-ILMU QUR'AN(Bag.4)
⌛️ Pelajaran 004
📖 Tema: SEJARAH ULUMUL QURAN
📌 Topik: Ulumul Quran Zaman Nabi
Ketika Rasullullah menerima Wahyu Al Quran, Allah telah memberikan jaminan bahwa Rasulullah pasti mampu mengumpulkan wahyu ke dalam dada beliau, dan Allah melancarkan lisan beliau ketika membacanya, serta pandai menjelaskan/menafsirkan isi maksudnya. Hal ini seperti difirmankan oleh Allah sendiri dalam QS. Al Qiyamah, 75: 16-19;
لَا تُحَرِّكْ بِهٖ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهٖؕ
"Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya."
[QS. Al-Qiyamah: Ayat 16]
اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰنَهٗۚ ۖ
"Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya."
[QS. Al-Qiyamah: Ayat 17]
فَاِذَا قَرَاْنٰهُ فَاتَّبِعْ قُرْاٰنَهٗۚ
"Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu."
[QS. Al-Qiyamah: Ayat 18]
ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهٗؕ
"Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya."
[QS. Al-Qiyamah: Ayat 19]
Kemudian Rasulullah membacakan, dan menjelaskan tafsir-tafsirnya serta rahasia kemukjizatannya kepada para sahabat.
Para sahabat kemudian menghafal ayat-ayat Al Quran dalam sanubari, memahami maknanya serta rahasia-rahasia yang ada dalam Al Quran. Mereka mendapatkan Ulumul Quran dan I'jaz (Mukjizat) dengan pembawaan mereka dan kecermelangan akal pikiran mereka. Para sahabat tidak memerlukan pembukuan Ulumul Quran.
Disamping itu Rasulullah juga belum memperbolehkan para Sahabat untuk menulis sesuatu (termasuk Ulumul Quran sendiri), selain dari Al Quran. Sebagaimana sabda beliau yang artinya:
"Janganlah kalian tulis daripadaku selain Al Quran. Barangsiapa 'menulis' dariku yang selain Al Quran, maka hendaklah dihapus. Dan 'ceritakanlah' daripadaku, maka tidak ada larangan. Dan barangsiapa 'berdusta' atas- (nama)-ku dengan sengaja, maka bersiap-siaplah mengambil tempat di neraka. (HR. Muslim, dari Abu Sa'id Al Khudri).
Larangan tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi percampuran antara Al Quran dengan selainnya (seperti Hadits, dll) selama Al Quran masih diturunkan.
Secara garis besar, para sahabat dahulu tidak/belum membutuhkan pembukuan Ulumul Quran. Hal ini dikarenakan beberapa hal, diantaranya:
a. Mereka terdiri dari orang-orang Arab murni yang mempunyai beberapa keistimewaan, seperti:
+ Daya hafalan yang kuat.
+ Otak cerdas.
+ Daya tangkap sangat tajam.
+ Kemampuan bahasa & sastra yang luas terhadap segala bentuk ungkapan, baik berupa prosa, puisi, sajak, syair dll.
b. Umumnya Sahabat adalah Ummi (tidak pandai baca tulis), tapi cerdas.
c. Ketika mengalami kesulitan, mereka bisa langsung bertanya kepada Rasulullah.
d. Belum adanya alat tulis memadai.
e. Larangan Rasulullah untuk menulis segala sesuatu selain Al Quran.
Jadi, pada zaman Nabi, walaupun belum terdapat Ilmu-ilmu Al Quran yang tertulis seperti sekarang ini, akan tetapi ruh dan spirit Ulumul Quran sudah muncul; dan secara tersirat sudah diterapkan maupun diajarkan oleh Nabi kepada para Sahabatnya. Beberapa Ilmu Quran yang spiritnya sudah dikembangkan oleh Kanjeng Nabi antara lain Ilmu Tafsir Quran & Ilmu I'jaz Al Quran.
~~~~~~~~~~
REFERENSI:
Abdul Djalal, Ulumul Qur'an, (Surabaya: Dunia Ilmu, Cet. 2, 2000), hlm. 25-28.
Subhi As Sholih, Membahas Ilmu-Ilmu Al Quran, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet. 9, 2004), hlm. 155-157.
Share: dewa lee
Komentar
Posting Komentar