Pokok dan cabang
POKOK DAN CABANG
Dalam persoalan fiqih dan furu' agama secara umum, yang dalil-dalilnya zhanni (baik sumber maupun makna yang ditunjukkannya), saya melatih diri untuk bisa menghargai dan menghormati pendapat yang berbeda dengan yang saya ikuti. Saya hormati pendapatnya yang berbeda, saya hormati ulama yang mengajukan pendapat tersebut, saya hormati juga orang-orang yang bertaqlid pada ulama tersebut.
Diskusi maupun kritik ilmiah, dalam wilayah ini, wajar saja dilakukan. Tapi harus tetap dalam koridor mencari kebenaran, dan dalam nuansa ukhuwah Islamiyyah. Karena kita semua yang membahas ini masih muslim. Masih beriman pada Allah dan Rasul-Nya. Masih yakin Al-Qur'an adalah petunjuk yang diturunkan Allah bagi umat manusia. Masih yakin nanti ada kehidupan akhirat, dan ada hari pembalasan dan perhitungan amal.
Karena itu, pembahasan semisal qunut shubuh, maulid Nabi, zikir berjamaah, baca Al-Qur'an di kubur, cara mengoreksi penguasa, perbedaan metode dakwah, dan semisalnya, saya masukkan dalam wilayah ini. Karena itu, nuansa toleransi, saling menghargai dan menghormati, dan tidak mengklaim kebenaran secara mutlak (tanpa ada peluang untuk meninjau ulang pendapat yang diikuti) harus dikedepankan.
---
Adapun dalam persoalan pokok agama, semisal kenabian Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam, keesaan Allah ta'ala, hanya diin Islam satu-satunya jalan keselamatan, bahwa 'Isa Al-Masih adalah Nabi dan Rasul, bukan Tuhan, bukan anak Tuhan, juga bukan satu dari tiga oknum Tuhan, tidak ada kompromi dalam semua persoalan ini.
Pokok keimanan semacam ini adalah kebenaran mutlak dan harga mati. Tidak ada kompromi, tidak ada kemungkinan keliru, serta tidak boleh ada keraguan sedikit pun. Tidak boleh juga, ada kesamaran sedikit pun. Jelas, tegas, tanpa kompromi, dan harga mati.
---
Yang paling berbahaya adalah, dalam persoalan "beda agama" ia terlihat sangat toleran, dan membuat kesan seakan ia memaklumi perbedaan itu, bahkan membuat kesan mengakui kebenaran diin selain Islam.
Sebaliknya, sangat keras dan kasar pada yang berbeda pendapat dengannya dalam furu' agama.
Muslim dimusuhi, hanya karena beda pendapat dalam furu' agama. Muslim dimusuhi, hanya karena beda organisasi atau tempat ngaji. Sebaliknya, bermanis muka (secara berlebih-lebihan) pada yang beda agama.
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ ثَلاَثَةٌ: مُلْحِدٌ فِي الحَرَمِ، وَمُبْتَغٍ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةَ الجَاهِلِيَّةِ، وَمُطَّلِبُ دَمِ امْرِئٍ بِغَيْرِ حَقٍّ لِيُهَرِيقَ دَمَهُ "
"Tiga jenis manusia yang paling dibenci oleh Allah: Mulhid (pelaku penyelewengan syariat) di tanah haram, orang yang mencari Sunnah Jahiliyyah dalam berislam, serta orang yang menuntut darah orang lain untuk ditumpahkan tanpa haq". (HR. Bukhari, no. 6882).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Setiap yang menginginkan untuk mencontoh dan melakukan sesuatu dari Sunnah Jahiliyah, maka dia telah masuk dalam ancaman hadits ini. Dan yang dimaksud Sunnah Jahiliyah adalah setiap adat-istiadat yang dahulu mereka lestarikan. (Lihat Al-Iqtidha', 1/254).
Masih mau merayakan per ingatan jahiliyah tahun baru?
Share by: NJ
Komentar
Posting Komentar